Jumat, 14 April 2017

Komparatif Standar Akuntansi Indonesia dengan Bhutan

Standar Akuntansi Indonesia

Penerapan sistem akuntansi pemerintahan dari suatu negara akan sangat bergantung kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku pada negara yang bersangkutan. Ciri-ciri terpenting atau persyaratan dari sistem akuntansi pemerintah menurut PBB dalam bukunya A Manual for Government Accounting, antara lain disebutkan bahwa:

1) Sistem akuntansi pemerintah harus dirancang sesuai dengan konstitusi dan peraturan perundang-undangan yang berlaku pada suatu negara.

2) Sistem akuntansi pemerintah harus dapat menyediakan informasi yang akuntabel dan auditabel (artinya dapat dipertanggungjawabkan dan diaudit).

3) Sistem akuntansi pemerintah harus mampu menyediakan informasi keuangan yang diperlukan untuk penyusunan rencana/program dan evaluasi pelaksanaan secara fisik dan keuangan. Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP) adalah sistem akuntansi yang mengolah semua transaksi keuangan, aset, kewajiban, dan ekuitas dana pemerintah pusat, yang menghasilkan informasi akuntansi dan laporan keuangan yang tepat waktu dengan mutu yang dapat diandalkan, baik yang diperlukan oleh badan-badan di luar pemerintah pusat seperti DPR, maupun oleh berbagai tingkat manajemen pada pemerintah pusat.

Pelaporan Keuangan Laporan keuangan berikut ini:

Ø  Neraca
Ø  Laporan laba rugi komprehensif
Ø  Laporan perubahan ekuitas
Ø  Laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan berupa laporan arus kas atau laporan arus dana
Ø  Catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan


Standar Akuntansi Bhutan

Bhutan adalah sebuah negara kecil di Asia Selatan yang berbentuk Kerajaan dan dikenal dengan Negeri Naga Guntur. Wilayahnya terhimpit antara India dan Republik Rakyat Tiongkok. Untuk meningkatkan proses akuntansi serta audit yang sebanding praktik akuntansi internasional terbaik akhirnya pada tanggal 6 April 2012 Bhutan meluncurkan system akuntansi berstandar internasional. Kebutuhan akan  praktik akuntansi dirasakan dengan meningkatnya jumlah perusahaan dan membuka perekonomian Bhutan dimata internasional dalam aktivitas perdagangan dan investasi.

Karena sebelumnya Bhutan tidak memiliki standar akuntansi sendiri, badan usaha termasuk perusahaan telah mempersiapkan laporan keuangan mereka atas dasar Prinsip Akuntansi yang berlaku umum (GAAP). Peluncuran standar akuntansi Bhutan ini diharapkan mampu memfasilitasi pelaporan keuangan dengan kualitas yang tinggi melalui cara yang transparan dan tidak bias.

Standar ini telah disahkan oleh Menteri Keuangan, Wangdi Norbu. Pada pertemuan tersebut, ketua dewan standar Akuntansi dan Audit Bhutan, General Auditor Dasho Ugen Chewang, menyatakan bahwa inisiatif atas peluncuran standar akuntansi  ini tepat waktu dan bijaksana yang dibuat oleh kementerian keuangan.

Hal ini adalah waktu yang tepat karena pemerintah saat ini sedang dalam proses meningkatkan pembangunan sosial-ekonomi untuk mencapai target pembangunan sosial-ekonomi, hal ini bisa menjadi investasi langsung bagi pihak asing dan oleh karena itu proses tersebut harus dilengkapi dengan standar akuntansi berkualitas tinggi. Kementerian Keuangan akan mulai menerapkan Standar Akuntansi pada awal tahun depan. Sementara itu, standar akuntansi Bhutan bagi usaha kecil dan menengah juga akan diluncurkan yang akan dilaksanakan pada tahun 2014. Saat ini, ada lebih dari 180 perusahaan yang terdaftar di bawah Companies Act Kerajaan Bhutan tahun 2000.


Standar akuntansi Bhutan – Tahap 1 mulai berlaku efektif 1 januari 2013

Standar akuntansi Bhutan – tahap 2 mulai berlaku efektif 1 januari 2016
 

Standar akuntansi Bhutan – tahap 3 mulai berlaku efektif 1 januari 2018

 
PERBANDINGAN SAK INDONESIA - BHUTAN

Berdasarkan seajarah, sistem akuntansi Indonesia didasari oleh sistem akuntansi Belanda sebagai hasil dari pengaruh Belanda di negeri ini. Tetapi, ikatan antara kedua negara rusak pada pertengahan tahun 1900. Indonesia berubah mengikuti praktik akuntansi AS. IAI didirikan pada tahun 1959 untuk membimbing akuntan Indonesia. Pada tahun 1970 IAI membuat kode dan diadopsi oleh prinsip dan dasar akuntansi berdasarkan GAAP Aspada waktu itu. Sistem akuntansi Indonesia berfokus kepada informasi yang dibutuhkan oleh investor diatas permintaan pemerintah. Pada tahun 1974, IAI membuat komite standar akuntansi keuangan untuk membuat standar keuangan.

Indonesia telah membuat perkembangan ekonomi yang bagus pada dekade yang lalu. Tetapi krisis fiansial asia membuat negara ini menuju ke arah kemiskinan. Sejak krisis, Indonesia telah melakukan beberapa perubahan sosial dan politik. Yang menghasilkan perubahan substansial dan merubah drajat kemakmuran sperti sebelum krisis.

Pada tahun 1994, komite standar akuntansi keangan direkonstruksi sebagai aturan standar akuntansi yang lebih independen atas IAI, sekarang DSAK bekerja untuk mengharmonisasi standar akuntansi indonesia dengan IFRS.


Sementara di Bhutan adopsi penuh Standar Akuntansi Internasional menjadi masalah. Regulator di negara ini telah meminta perusahaan di Bhutan untuk mengikuti Bhutanese Accounting Standards (BAS) - Tahap 1 mulai 1 Januari 2013 dan BAS sendiri diadopsi dari AIS. Sampai tahun 2012 Bhutan telah mengadopsi hampir semua Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh IASB sehingga untuk hal tersebut Dewan Standar Bhutan memberlakukan secara efektif pada 3 tahap dimulai dari 1 Januari 2012 (tahap-1). 



Reference:

Jumat, 03 Maret 2017

TUGAS SOFTSKILL - M1

DIMENSI AKUNTANSI ATAS TRANSAKSI AKUNTANSI INTERNASIONAL

Akuntansi merupakan sistem informasi organisasi baik bisnis maupun nonbisnis yang fungsinya menyajikan informasi keuangan untuk pihak – pihak yang berkepentingan. Penjualan barang dagang, pembayaran gaji, dan pembelian kredit merupakan contoh peristiwa bisnis yang dicatat akuntansi. Oleh karena itu, berbagai organisasi seperti misalnya perusahaan, lembaga pemerintahan, yayasan, organisasi kemasyarakatan, bahkan toko kecil pun membutuhkan akuntansi. Akuntansi juga lazim digunakan untuk membandingkan prestasi kerja suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Oleh karena itu, perusahaan menjadikan akuntansi sebagai bahasa bisnis (Accounting is the business language). Akuntansi memberikan informasi mengenai perusahaan dan transaksinya untuk memfasilitasi keputusan alokasi sumber dan penggunaan dana. Perkembangan hubungan organisasi dan bisnis menuju hubungan global, mengharuskan rekayasa informasi keuangan juga harus dapat menghasilkan informasi yang dapat memenuhi kebutuhan organisasi global.
   
Akuntansi Internasional adalah akuntansi yang merujuk pada transaksi internasional, perbandingan prinsip akuntansi antarnegara yang berbeda dan harmonisasi berbagai standar akuntansi dalam bidang kewenangan pajak, auditing dan bidang akuntansi lainnya

Akuntansi internasional mempunyai peranan yang sama, yang berbeda hanya pada entitas yang dilaporkan. Entitas yang dilaporkan dalam hal ini adalah perusahaan multinasional dengan operasi dan transaksi yang melintasi batas-batas Negara, sehingga kewajiban pelaporan juga biasanya kepada para pengguna di luar Negara selain entitas pelaporan. Cakupan dalam akuntansi adalah pengukuran, pengungkapan, dan pemeriksaan.

Pengukuran merupakan proses mengidentifikasi, mengelompokan, dan menghitung aktivitas ekonomi atau transaksi. Pengukuran memberikan masukan yang mendalam mengenai profitabilitas operasi suatu perusahaan dan kekuatan posisi keuangannya.

Pengungkapan adalah proses dimana pengukuran akuntansi dikomunikasikan kepada para pengguna yang diharapkan, hal ini mencakup isu-isu seperti apa yang akan dilaporkan, kapan, dengan cara apa, dan kepada siapa.

Auditing merupakan jasa yang dilakukan oleh auditor terhadap keandalan proses pengukuran dan komunikasi.

Perkembangan Ilmu Akuntansi

Sebagai suatu disiplin ilmu akuntansi sudah ada dan telah dipraktekkan sejak berabad-abad lalu oleh berbagai suku bangsa di dunia. Akuntansi berkembang seiring dengan perkembangan peradaban manusia. Pengaruh Cina, Timur Tengah dan India juga memberikan kontribusi yang penting bagi perkembangan akuntansi hingga saat ini. Sampai hari ini, akuntansi berkembang ke Eropa, Amerika dan merambah ke seluruh dunia termasuk Indonesia. Dalam perkembangan selanjutnya akuntansi berkembang menjadi akuntansi continental dan akuntansi anglosaxon. Pusat-pusat perkembangan akuntansi sekarang sejalan dengan pusat ekonomi dunia yaitu Amerika, Eropa, dan Jepang. Akuntansi continental berkembang di Jerman, Eropa Timur, Perancis dengan ciri utamanya adalah bersifat sangat konservatif dan lebih tertutup. Sedangkan akuntansi anglosaxon lebih bersifat transparan dan kurang konservatif, akuntansi anglosaxon dipakai di negara Inggris, Amerika Serikat, dan negara-negara bekas jajahan inggris seperti Malaysia, Pakistan, India, Australia, New Zealand, Hong Kong, Afrika Selatan, Nigeria dan Singapura. Perkembangan akuntansi yang pesat juga karena perkembangan ekonomi di negara-negara maju tersebut. Tantangan baru akuntansi muncul seiring dengan meningkatnya kuantitas dan kualitas kebutuhan informasi keuangan untuk bisnis maupun organisasi nonbisnis. Atas dasar sebab tersebut, negara maju tersebut menyusun standar akuntansi keuangannya dengan sangat baik dan lengkap sesuai dengan kebutuhan mereka.

Perbedaan Sistem Akuntansi

Pada dasarnya akuntansi itu sama yaitu suatu sarana bagi manajemen suatu organisasi baik perusahaan maupun non perusahaan untuk mengkomunikasikan posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Didalam fungsinya akuntansi memerlukan suatu konsep pencatatan, pengukuran, penyajian yang harus diatur sesuai dengan kebutuhan pihak-pihak yang berkepentingan. Pihak yang berkepentingan meliputi pihak internal, manajemen dan pihak eksternal, misalnya investor, calon investor, kreditor, pemerintah, dan pihak lainnya. Kepentingan mereka sangat dipengaruhi kondisi lokal masing-masing negara tempat akuntansi dan pihak pemakai informasi berada. Beberapa aspek yang menyebabkan terjadinya perbedaan akuntansi di dunia antara lain :

a. Pertumbuhan Ekonomi, Semakin pesat pertumbuhan ekonomi semakin berkembang kegiatan bisnis dengan demikian juga demakin besar tuntutan informasi akuntansi perusahaan dari pemakai informasi.

b. Inflasi, Bagi negara-negara yang berpengalaman mengalami inflasi cukup tinggi standar akuntansinya mencakup standar akuntansi inflasi, sedangkan bagi negara-negara yang tidak pernah atau tidak sadar akan inflasi standar akuntansinya tidak mencakup masalah-masalah inflasi.

c. Sistem Politik, Untuk negara-negara yang menganut sisttem demokrasi, laporan keuangan yang disusun perusahaan di negara tersebut cenderung lebih transparan, lebih rinci dan lengkap. Hal ini disebabkan oleh tuntutan pemakai informasi yang kedudukannya kuat relatif sama dengan perusahaan atau organisasi penyaji informasi keuangan.

d. Pendidikan, Semakin maju pendidikan suatu negara semakin banyak ahli-ahli di bidang akuntansi. Semakin banyak akuntan ahli semakin canggih informasi akuntansi yang dapat diberikan kepada pemakai informasi. Dengan semakin maju tingkat pendidikan akuntansi, semakin banyak pula aktivitas riset di bidang akuntansi yang akan menambah kualitas standar dan praktik-praktik akuntansi.

e. Profesi Akuntan, Semakin maju ttingkat pendidikan dan ekonomi suatu negara, profesi akuntan juga semakin kuat dan kemungkinan besar profesi tersebut dapat mendorong perbaikan dan pengembangan akuntansi, baik standar maupun praktik akuntansi.

f. Peraturan Perpajakan, Undang-undang pajak di suatu negara mempunyai pengarruh terhadap perkembangan standar dan praktik akuntansi.

g. Pasar Uang dan Modal, Semakin maju pasar uang dan pasar modal di suatu negara maka semakin maju pula akuntansinya. Hal ini disebabkan oleh persyaratan perusahaan yang akan mendaftarkan sebagai perusahaan go public di pasar modal atau akan mendapatkan pinjaman di pasar uang, persyaratan tersebut adalah penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi keuangan dan harus disudit oleh akuntan publik.

Evolusi dan Peran Bisnis Internasional

Bisnis internasional adalah bisnis yang operasinya meliputi wilayah internasional yaitu dua negara atau lebih sehingga di dalamnya termasuk bisnis regional dan bisnis internasional. Dalam buku International Accounting (Radebaugh, 1993) membagi perkembangan bisnis internasional kedalam empat tahap yaitu zaman praindustralisasi, zaman industralisasi, zaman setelah perang dunia II, dan zaman multinasional.

Aspek Akuntansi Pada Bisnis Internasional

Pada waktu perusahaan akan melakukan transaksi, menjual saham atau obligasi biasanya masing-masing perusahaan harus menyampaikan informasi keuangannya, dalam bisnis internasional penyampaian informasi keuangan memiliki kendala bahasa, mata uang, dan standar akuntansi keuangan. Kendala demikian memerlukan bantuan ahli akuntansi internasional yang memahami berbagai bahasa, mata uang asing dan standar akuntansinya.

Referensi:
Suwardi, Eko.2000. Akuntansi Internasional. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta.